-->

logo

MENU

Antibodi Seumur Hidup, 6 Fakta Menarik Vaksin Nusantara

Antibodi Seumur Hidup, 6 Fakta Menarik Vaksin Nusantara

Indonesia saat ini tengah meningkatkan vaksin COVID- 19 bernama Vaksin Nusantara. Inisiator Vaksin Nusantara, dokter Terawan Agus Putranto SpRad( K) berkata apabila pengembangannya berjalan mudah, vaksin bakal ditargetkan dibuat 10 juta dosis per bulan.


Vaksin Nusantara yang digagas Terawan tersebut diklaim jadi suatu revolusi vaksin. Terawan menyebut vaksin itu terbuat bersumber pada individual.

" Kita sangat berbahagia sebab ini sangat terbuka serta menarik. Suatu revolusi di dalam vaksin yang sebelumnya konservatif jadi suatu yang individual," kata mantan Menteri Kesehatan itu dikala mendampingi kunjungan kerja Komisi IX DPR ke RSUP dr Kariadi pada Selasa 16 Februari 2021. Berikut seluk beluk Vaksin Nusantara, selengkapnya:

1. Uji klinis fase 2 tunggu hasil penilaian BPOM

Badan Pengawas Obat serta Makanan( BPOM) mengawal pengembangan Vaksin Nusantara. Saat ini, BPOM tengah melaksanakan penilaian hasil uji klinis fase 1.

" Kami Badan POM dalam sesi melaksanakan proses penilaian terhadap data- data yang di informasikan," Siti Asfijah, Kepala Sub Direktorat Evaluasi Uji Klinik serta Pendapatan Spesial BPOM dalam suatu diskusi virtual bersama Change. org pada Kamis( 18/ 2/ 2021).

Uji klinis fase 2 bertujuan memastikan daya guna vaksin. Apabila BPOM telah menghasilkan penilaian serta boleh lanjut ke fase berikutnya yang hendak diujikan kepada 180 sukarelawan.

Kemudian, apabila kembali lolos dapat masuk ke uji klinis fase 3 yang mengaitkan 1. 600 sukarelawan guna memastikan pengaturan dosis.

2. Kemenkes Ikut Monitor Pertumbuhan Vaksin Nusantara

Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi COVID- 19 Departemen Kesehatan berkata, Kemenkes masih memantau pertumbuhan uji klinis Vaksin Nusantara.

" Vaksin Nusantara masih dalam pengembangan uji klinis jadi masih di ranah para periset," kata Nadia yang pula Direktur Penangkalan serta Pengendalian Penyakit Meluas Langsung Kemenkes tersebut.

" Kami cuma memonitor pertumbuhan dari laporan regu periset," tambahnya.



3. Vaksin Nusantara tidak saingi vaksin sebelumnya


Regu periset Vaksin Nusantara berasal dari PT Rama Emerald Multi Sakses( Rama Pharma) bekerja sama dengan AIVITA Biomedical asal Amerika Serikat dan Fakultas Medis Universitas Diponegoro.

Terawan menegaskan kalau kedatangan vaksin COVID- 19 Nusantara bukan sebagai saingan vaksin sebelumnya. Pengembangan Vaksin Nusantara, kata Terawan, tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No HK. 01. 07/ MENKES/ 2646/ 2020 tentang Regu Riset Uji Klinis Sel Dendritik SARS- CoV- 2 pada bertepatan pada 12 Oktober 2020 melansir AntaraNews. Dikenal, pada tanggal tersebut, Terawan masih berprofesi selaku Menteri Kesehatan RI.

4. Diklaim vaksin awal di dunia yang kembangkan tata cara sel dendritik

Vaksin Nusantara berbasis sel dendritik. Yetty menyebut kalau tata cara pengembangan vaksin dengan tata cara sel dendritik ini awal di dunia. Sepanjang ini teknologi sel dendritik masih dicoba buat penyembuhan kanker lewat metode rekombinan dengan mengambil sel, kemudian dibesarkan di luar badan, sehingga dengan metode tersebut, bisa dihasilkan vaksin.

Dalam dunia medis, sel dendritik ialah sel imun yang jadi bagian dari sistem imun, dimana proses pengembangbiakan vaksin COVID- 19 dengan sel dendritik hendak tercipta antigen spesial, setelah itu membentuk antibodi.

5. Digagas Eks Menkes Terawan

Semacam dikenal Vaksin Nusantara digagas Terawan dikala masih berprofesi selaku Menkes. Tadinya, Terawan menemukan perintah dari Presiden Joko Widodo supaya Indonesia dapat memproduksi vaksin secara mandiri.

Dalam pengembangan vaksin ini, Departemen Kesehatan bekerja sama dengan AIVITA Biomedical Inc di California, Amerika Serikat serta mengaitkan periset dari Universitas Gadjah Mada Jogjakarta, Universitas Negara Sebelas Maret( UNS) Solo, serta Universitas Diponegoro Semarang serta RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.

6. Antibodi Seumur Hidup

Vaksin Nusantara diklaim dapat memproduksi imunitas badan yang membagikan proteksi seumur hidup. Juru Bicara Vaksinasi Covid- 19 buat Kemenkes Siti Nadia Tarmidzi berkata kalau klaim ini senantiasa wajib menunggu hasil uji klinis.

Vaksin ini hendak terbuat memakai sel dendritik autolog ataupun komponen dari sel darah putih, yang setelah itu dipaparkan dengan antigen dari Sars- Cov- 2. Oleh sebab itu, vaksin hendak bertabiat individual serta tidak dapat disuntikkan secara massal semacam yang dicoba dikala ini.

Disaat ini, Vaksin Nusantara telah berakhir lewat uji klinis sesi I serta hendak lanjut ke sesi uji klinis II. Tidak hanya diklaim dapat menimbulkan antibodi seumur hidup, Vaksin Nusantara pula dituturkan terjamin buat seluruh usia, sehingga dapat digunakan pula buat anak- anak di bawah 17 tahun hingga umur di atas 60 tahun dan pengidap penyakit penyerta.

Artikel Lainnya